Surat hari pertama.

Hai, Ayato ini adalah hari pertama setelah kamu pergi, semuanya terasa hampa, kosong dan sunyi. Aku tidak terbiasa dengan semua ini, aku tak bisa berteman dengan dinginnya rumah ini sedangkan dulu rumah yang kita tinggali bersama selalu terasa hangat; meski hanya kita berdua.

Hari ini juga, Ayaka tinggal di sini, di rumah kita. Matanya sangat sembab, aku kasihan melihatnya. Ia juga sepanjang hari terus termenung di kursi taman, melihatnya yang dahulu ceria dan membandingkannya dengan dirinya yang pendiam seperti sekarang membuat hatiku berkedut sakit.

Ayaka sehabis makan malam tadi langsung pergi kekamar, tidak berkata satu patah apapun, aku tak keberatan karna mungkin... ia masih susah menerima fakta bahwa kakak yang ia kasihi, ia hormati telah mendahuluinya.

Waka.... apakah menurutmu surat ini bisa pergi sendiri ke surga? Apakah di sana ada tinta dan kertas? Apakah kau bisa membalas pesanku? Hahaha, pertanyaanku bodoh sekali ya? Tapi aku yakin, kamu bisa melihat tulisan-tulisan 'ku dari atas sana, kan?

Ini baru hari pertama, tapi aku sudah merindukanmu. Semoga kamu bahagia di rumah mu yang baru ya, Waka! Sampai bertemu disurat selanjutnya.

With love, Thoma.