Pendahuluan, yang menjadi Penutup.

Tuan, kita pernah saling mengisi hari hari kita yang sangat singkat dengan sebuah pertemuan, yang tak pernah sama sekali kita rencanakan.

Merancang rencanapun, tidak.

Takdir yang membawa kita untuk bertemu sapa, hingga pada akhirnya menjadi sia.

Kita pernah lagi bertemu, saat engkau meninggalkanku, lalu kau kembali.

Tapi engkau enggan menjadikanku rumahmu lagi, kau hanya menjadikanku rumah persinggahan. Yang akhirnya kau tinggalkan bersama kenangan.

Segala kenangan yang kau tinggalkan terhadapku, masih 'ku dekap dengan erat. Seakan tak ingin ia menjadi sudah, yang lenyap termakan usia.

Terimakasih, Tuan. Karna engkau, aku tahu apa itu arti sebenarnya sebuah Pendahuluan yang akhirnya, akan ada Penutup yang menyudahi semua kisah ini agar menjadi sempurna.

Terimakasih, Tuan. Karna engkau, aku tahu bagaimana rasa benar-benar mencintai seseorang. Yang jika ingin dilepaskan hanya akan mencoreng luka.

Tapi, kau yang meninggalkan.

Dan aku ingin ber-terimakasih lagi, Tuan. Karna engkau aku bisa setabah langit, selapang samudra dan seikhlas alam semesta. Karna engkau, menjadikanku sebagai orang yang kuat menyanjung pertemuan yang akhirnya ditinggalkan tanpa kata permisi.