PAGI.
Zhongxiao au
Ketika angin pagi tiba seketika tak ada di mana saja. Di mana saja bayang-bayang gema cinta kita yang semalam sibuk menerka-nerka.
Di antara meja, kursi, dan jendela? Kamar berkabur setiap malam kita berada, jam jam terdiam, sampai kita ghaib begitu saja.
Ketika angin pagi tiba tak terdengar, “di mana kita?” Masing-masing mulai kembali berkelana cinta yang menyusur jejak Cinta yang pada kita tak habis-habisnya menerka.
wosh
Xiao terbangun ketika didapat wajahnya tersapu angin dingin, perlahan ia mendudukan dirinya di kasur menatap kosong pakaian yang sekarang berada didekapannya. Ah baju ini, Xiao semakin mengeratkan dekapannya, bau Zhongli ia suka itu.
Tiba tiba Xiao teringat tatto berbentuk ikan Hiu yang berada di punggung sebelah kirinya, bukan karna ia tak mempunyai hewan lain untuk digambar, tapi karna Ikan Hiu memiliki filosofinya tersendiri untuk Xiao.
“Hei, Zhongli, ingatkah kau saat aku mendapatkan tatto Hiu pada punggungku? Kau mengatakan bahwa mengapa harus Hiu? Seperti tidak mempunyai hewan lain saja.” Kata Xiao. Ia mengambil nafas sebentar sebelum melanjutkan pembicaraannya.
“Kau tau? Aku mengambil gambar Tatto Hiu karna aku teringat ucapanmu, jika suatu saat nanti kau mati, kamu akan kembali sebagai hiu, so i can swim everyday in the ocean looking for you. I miss you.” Air matanya perlahan turun membahasi pipinya. Hatinya begitu kelu, ia merindukan lelakinya.