Monokrom.
LangaReki Au!
Kita renggang bagai tali tambang yang terus ditarik kuat dan kemudian akan terputus dengan sendirinya.
Aku selalu menunggu waktu yang tepat untuk berbincang dengan dirimu, namun kau selalu menjauh dengan alasan yang tak selalu masuk akal. Aku selalu menunggu demi berjumpa denganmu.
Aku selalu bertanya-tanya, apakah aku pernah membuat mu marah? atau apakah aku pernah membuat kesalahan yang tak kusadari sehingga membuat mu tersinggung?
kau selalu menghindari ku saat kita tak sengaja bertemu sapa, wajah dengan wajah. Ingin ku tahan tanganmu namun.. rasanya sia-sia, ya?
“Langa?” Dengan berani ku sebut namamu. Tak gentar meski kau megabaikanku, aku terus mencoba meski kau enggan untuk menenggok.
“Bisa kita bicara sebentar?” Menunggu jawab dengan harap-harap cemas, takut kau menolak.
“ya.” namun, jawabanmu membuatku terkejut.
akhirnya kami berjalan, seiringan kembali untuk pertama kalinya. aku sangat senang, aku bisa bersebelahan denganmu setelah sekian lama kita tak bersua.
aku membawanya ke Rooftop sekolah, tempat dimana diriku dan Langa untuk pertama kalinya bertemu. ah, aku sedikit bernostalgia menginggat hari-hariku yang indah bersama Langa.
“Kau ingin membicarakan apa?”
rupanya ia tak suka untuk berbasa basi untuk sekarang, padahal aku ingin lebih lama berbincang dengan mu.
“eum..”
bisa kulihat ia menaikkan sebelah alisnya, menandakan wajah yang... kesal.. mungkin??
“Jika tak ada lagi yang ingin kau bicarakan, aku duluan.” Ujar Langa. saat Dirinya ingin beranjak, dengan cepat ku raih pergelangan tangannya.
“T-tunggu sebentar.” aku menjeda kalimatku, mempersiapkan hatiku untuk mengutarakan hal yang selama ini menganggu fikiranku, “Kau mengapa akhir-akhir ini selalu mengabaikanku? apakah aku pernah membuatmu tersinggung dengan perkataan ku? apakah aku pernah membuatmu merasa tidak nyaman dengan perbuatanku?”
Bisa kurasakan mataku mulai berair,