I will go to you like the first snow.
AyaItto au.
Itto POV
Bulan desember tahun ini cukup berbeda dari sebelumnya, yang biasanya jalanan kota Inazuma dipenuhi oleh warga kini hanya sepi yang melanda, yah, karna sejak pandemi semua pergerakan dibatasi dan tidak boleh sembarangan keluar rumah jika tidak ada yang penting.
Namun Itto tak perduli, aku tetap menyusuri jalanan kota Inazuma demi membeli boba kesukaan Aniki, ia pasti senang jika aku membelikannya itu. Kemudian aku bergegas menuju stand boba yang dahulu sering dibeli oleh Aniki, aku memesankan brownsugar boba kesukaannya.
Setelah semuanya selesai, aku segera bergegas menuju ke kediaman Kamisato sambil bersenandung riang, hahaha hari ini belum terlalu dingin karna salju belum turun, entah kapan salju pertama itu akan turun.
Author pov
Kamisato Family Grave.
Setelah bertemu dengan Thoma, mereka segera berjalan menuju makam keluarga Kamisato, Itto memasang wajah tak sabar ketika Thoma mendorong pagarnya.
Ketika sudah terbuka, dengan tak sabar Itto masuk kemudian melesat cepat kesalah satu makam.
“Halo, Aniki, Itto hari ini datang sesuai yang Itto janjikan bulan lalu.” Ujarnya lembut. Ia mengusap batu nisan Ayato dengan lembut, sambil berjuang mempertahankan air matanya.
“Hari ini, Itto membawakan brown sugar boba untuk Aniki, dan sebucket bunga Tsubaki untuk Aniki, apakah Aniki suka?” Tanyanya. Thoma yang memperhatikan Itto sedari jauh tak kuasa menahan tangisnya.
“Aniki, hari ini Itto pergi bermain kumbang di Ritou, idenya Shinobu, tapi rasanya ada yang aneh karna Itto gak bisa lagi bermain sama Aniki,” Itto mengeluarkan sebotol air, ia kemudian menyiramkannya keatas nisan Ayato. “Itto tadi menang loh, ini adalah kemenangan Itto yang ke 20, Itto senang sekali.”
Itto bermonolog sedangkan tangannya masih dengan telaten membersihkan nisan Ayato.
“Bulan desember ini sangat berbeda dari yang sebelum sebelumnya ya, Aniki? Huh sebal sekali rasanya tidak bisa berkeliaran dengan bebas hahaha.” Tawanya. Bukan, itu bukan tawa bebas, melainkan adalah tawa sedih yang keluar dari bibir Itto.
“Aniki, maaf aku menemuimu kala salju pertama belum turun, aku sudah merindukanmu, dan akan selamanya merindukan Aniki. Hei Aniki, apakah surga nyaman hingga kau lebih memilih surga dibanding tinggal di Dunia bersamaku?” Suaranya bergetar, air matanya tak terbendung lagi.