ㅡSiapa yang harus disalahkan? Kita, Tuhan, atau semesta yang mempertemukan?
San sekarang tengah berada di tempat yang betul-betul sangat ia tahu dan kenal. Ya rumah Yunho, didepannya telah ada Yunho dengan raut wajah penuh penyesalan.
“Maafkan aku” ujar Yunho lirih. San tersenyum, dan menggeleng.
“Jangan meminta maaf yun, itu membuatku makin sakit” ujar San dengan lirih, ekor mata Yunho menangkap ekspresi kecewa yang sangat ditekan untuk tidak keluar oleh orang yang dia cintai ini.
Dia sangat bodoh ya?
“Ayo kita berpisah” ucapan lembut namun tegas yang keluar dari bibir indah San seperti menusuk paksa jantung Yunho dan memaksanya untuk berhenti.
“Kamu yakin?” Yunho bertanya meyakinkan, San mengangguk dengan tegas.
“Ya, aku yakin Jeong Yunho” ucap San lagi, tapi kali ini nadanya sedikit tersirat kesedihan.
Yunho tersenyum kemudian mengusap Surai hitam legam kesukaannya, ah-rambutnya sangat halus Yunho suka itu. Tapi ia sadar, ia tidak akan merasakan kelembutan surai hitam legam kesukaannya lagi.
“Baiklah jika itu maunya San, kita berpisah. Terimakasih atas 4 tahun yang sudah kita lewati bersama, terimakasih telah hadir di hidupku mewarnai hariku atas hadirmu disisiku. Terimakasih, dan Maaf”
Yunho tidak tahu bahwa, pelukan yang ia berikan merupakan pelukan terakhir, yang tidak Yunho sangka.