Daun yang jatuh tak pernah membenci angin.
Ayathoma au.
Tags: major chara death , bxb.
Pada waktu musim gugur, banyak dedaunan yang melayang pergi lepas sedari dahan pohon, mereka melenggak-lenggok mengikuti arah angin yang entah kemana membawa mereka pergi. Sama seperti engkau yang pada hari itu juga meninggalkan ku pergi, padahal diriku selalu menunggumu pulang dengan doa yang tiada henti. Aku sempat berpikir engkau meninggalkanku karena kau tak sayang lagi padaku, nyatanya aku salah. Tetapi, karna Tuhanlah yang lebih sayang padamu sehingga ia mengambil hambanya dari sisiku untuk di tempatkan disisi kanannya. Kau beruntung sekali, ya?
Sewaktu-waktu datanglah berkunjung kesini, ceritakanlah padaku bagaimana rasanya berada di tempat yang sangat indah. Aku akan selalu menunggumu disini kau tahu? Akan dengan sabarnya aku menghitung waktu demi waktu, bulan demi bulan, tahun demi tahun agar aku bisa mendengar engkau bercerita dengan riang lagi seperti yang lalu-lalu. Ah, dunia ini rasanya hampa karena tiadanya kau disini, Thoma. Tapi aku juga tak bisa meninggalkan semua ini bukan? Kenangan yang kau tinggalkan di dunia ini masih sangat membekas dibenakku.
Tidak, aku tidak menyalahkan semua takdir yang telah menggariskan cerita pilu kepada kita. Karena daun yang jatuh, bahkan tak pernah membenci sang angin yang telah menerbangkan dan membawanya pergi dari hangatnya pelukan ranting. Aku ingin seperti daun, yang selalu bertahan untuk memaafkan sekitar hingga akhirnya mengering sendiri. Kalau bisa aku juga ingin seperti sang pohon, yang bisa melepas kepergian sang daun dengan lapang dada. Meskipun ia tau bahwa itu adalah waktu dimana daun-daun itu harus berguguran, ia tetap tak membenci siapapun bahkan dirinya sendiri.
jadi, berbahagialan di sana, maka aku akan berbahagia juga.
—Ayato.