Bakso bakar dan Wedang Ronde.
Terlihat seseorang bertubuh kurus tinggi duduk Sendiri dipujasera Kampus. Melihat orang berlalu lalang didepannya dengan pandangan kosong, sembari memainkan rubik yang berada ditangannya, terlihat sesekali membenarkan kacamatanya yang turun.
Namanya adalah Bentala Aditya, mahasiswa Sastra Bahasa Indonesia semester 5. Seorang anti-sosial yang menutup dirinya rapat rapat dari semua orang, Kecuali,
“Bentala! Hei kok ngelamun?” Ujar seseorang yang baru saja datang, kemudian mengagetkan Bentala yang sedang asyik bermain rubik.
“Kak Bumantara mengagetkan'ku tau. Aku sedang bermain rubik, tidak sedan melamun” ujar Bentala dengan bahasa Baku ciri khasnya.
Bumantara tersenyum, mengusak rambut Bentala dengan gemas. Ah Bentala sangat lucu dimata Bumantra.
Ah ya, Bentala hanya dekat dengan Bumantara. Kakak tingkatnya di Perkuliahan, Nama lengkapnya adalah Bumantara Aarav.
“Haha, aku minta maaf ya. Sudahlah ayo kita pulang” ajak Bumantara yang dihadiahi anggukan antusias oleh Bentala.
Bentala menaruh rubik kesayangannya didalam tasnya, kemudian mengikuti langkah Bumantara kearah parkiran kampus.
“Nih helmmu” Bumantara menyodorkan Helm putih bergambar Hello Kitty kesayangan Bentala. Dengan cekatan ia memakai Helmnya, dan naik ke motor saat sudah melihat Bumantara naik keatas.
Ia ingin segera pulang ke Kostnya, dan memeluk Bumantara sekencang kencangnya. Selama siang itu tidak ada hal spesial yang dilakukan keduanya. Hanya berbaring dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen mereka saja.
ㅡ
Sore hari, Jam 15.00.
“Tala” panggil Bumantara memecahkan keheningan diantara mereka berdua.
Tala, adalah nama panggilan Bumantara yang diberikan hanya untuk Bentala.
“Ya kak?” Jawab Bentala
“Ayo kita makan Bakso Bakar yuk” ajak Bumantara, Bentala berfikir sejanak. Kemudian mengangguk setuju, karna ia juga lapar.
Akhirnya mereka segera bergegas pergi ke Bakso bakar trowulan, yang selalu menjadi langganan mereka berdua, sebelum hari semakin malam dan ramai.
Duduk dibangku paling belakang, setelah memesan Bakso mereka segera Bumantara mengambil es teh manis kesukaan mereka berdua.
Zrashhhh
Tiba tiba hujan turun dengan deras disertai angin kencang, untung saja tadi Bumantara membawa mobil kesini. Karna sudah ada firasat bahwa Langit akan memuntahkan hujan disore hari yang indah ini.
“Kak, untung tadi kita naik Mobil haha” ujar Bentala yang diangguki oleh Bumantara. Setelah itu, Mereka sedikit berbincang tentang apa yang mereka alami di kampus hari ini.
Banyak cerita terlontar dari mereka berdua, sesekali tertawa karna lelucon yang dilontarkan Bumantara. Menghangatkan sekitar mereka, yang dingin akibat hujan deras.
Lama menunggu, 2 Porsi bakso bakar mereka akhirnya sampai. Setelah berdoa, Bentala segera melahap bakso bakarnya lantaran sudah kepalang lapar.
Bumantara yang melihat itu hanya tersenyum tipis, sembari terus memperhatikan Bentala makan.
“Pelan-pelan saja Tala, ditiup dulu. Bakso bakarnya nggak bakal kemana mana juga kok, lihat kan sampai belepotan gini” Ujar Bumantara sembari membersihkan ujung bibir Bentala, Bentala tersenyum kikuk sambil memperlambat tempo makannya.
“Kakak kita lagi diluar” Ujar Bentala, dan kemudian ia makan sambil memastikan tidak ada lagi saus yang menempel di wajahnya.
“Memangnya kenapa?” Tanya Bumantara. Bentala melihat jengah kearah Bumantara, lelaki didepannya ini sangat keras kepala. Bagaimana jika orang orang tau hubungan mereka berdua.
“Nanti kita ketauan” bisik Bentala yang dihadiahi tatapan malas oleh Bumantara.
“Biarkan saja” jawabnya cuek.
Sehabis makan, Mereka memesan wedang ronde untuk menghangatkan tubuh mereka. Mereka menghabiskan waktu disana, sampai Hujan sudah tidak turun membasahi Bumi. Setelahnya baru mereka pulang kembali ke Kost.