Antara Pagi dan Kau.
NanaGojo Au!
Jika ada hal yang harus aku pilih, selalu hidup dalam bayang masa lalu atau berfokus kepada bayang masa depan; maka dengan senang hati diriku akan menjawabnya dengan pilihan opsi yang kedua.
Bukan, bukan karna bayang masa lalu itu buruk. Namun, kita tidak boleh terus terpaku dalam lingkaran yang sama bukan? Sesekali kita harus berani mengambil langkah besar dalam hidup ini.
Keluar dari zona nyaman yang sudah kita bentuk dengan sedemikian rupa, dan menghadapi kenyataan yang sesungguhnya.
Sama sepertiku yang harus memilih antara Pagi atau Kau, Nanami.
“Kau sudah memutuskan akan bagaimana?” Tanya Nanami. Gojo bungkam, tak menjawab, bibirnya kelu bagai di jahit dengan rapat.
Lama tak terbalas, Nanami hanya bisa tersenyum sendu.
“Tak apa, kau tak perlu menjawab secepatnya. Kau masih punya banyak waktu, nanti, esok, ataupun lusa.” Nanami menjeda kalimatnya sebelum ranum tipis itu mengutarakan kata kembali, “aku tak terburu, pikirkan matang-matang. Aku tak memaksa juga, kau tak perlu merasa tertekan.”
Hening melanda kedua insan itu, deting jarum jam dan suara deru air hujan di luar yang menemani mereka berdua. Tak ada yang ingin berbicara barang sebentar saja.
Namun tak berselang lama, Gojo membunuh hening yang sedari tadi menemani mereka berdua.
“Entah, aku bingung. Aku ingin kau selalu ada di sini, namun aku juga tak ingin kau ada bersamaku; aku harus apa.” Ujar Gojo.
“Kau terlalu sering meninggalkanku sendiri, membiarkanku tertatih atas luka yang kau beri; terlalu perih untuk 'ku jalani sendiri.”
Pernyataan dari Gojo benar adanya, Nanami tersenyum kecut mendengarnya.
“Ya, aku memang brengsek. Sampai rasanya, diriku tak bisa menerimamu yang terlalu sempurna ini.” Nanami membawa tangan Gojo kedalam genggamannya, mengelusnya perlahan, sangat pelan.
“Sepertinya, kau sudah mempunyai jawabannya bukan?” Nanami mengucapkannya dengan suara kecil. Namun masih dapat didengar oleh telinga Gojo.
“Ya, sepertinya aku punya jawabanku sendiri. Maaf dan terima kasih.”
Aku mencintaimu sederas hujan, dan kau lebih memilih berteduh untuk menghindarinya.